Senin, 24 September 2012

dosis maksimum obat

Dosis Maksimum
-  Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa (20-60 tahun) untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal.
Di F.I III daftar dosis maksimum ada  di halaman 959-994.
Untuk orang lanjut usia karena keadaan fisik sudah mulai menurun. Pemberian dosis harus lebih kecil dari dosis maksimum.
Menurut buku Obat-Obat penting .
- 65- 74 tahun, dosis biasa - 10%
- 75-84 tahun, dosis biasa - 20%
- Diatas 85 tahun, dosis biasa – 30%
Menurut buku ilmu resep
- 60 -70 tahun    4/5 dosis dewasa
- 70- 80 tahun     3/4 dosis dewasa
- 80-90 tahun     2/3 dosis dewasa
- 90 tahun ke atas ½ dosis dewasa.
Perhitungan dosis anak berdasarkan usia

1. Rumus Young:    n       x  dosis dewasa
                             n+ 12
(n dalam tahun untuk anak usia di bawah 8 tahun).
2. Rumus Dilling:  n   x dosis dewasa
                         20
(n dalam tahun anak di atas 8 tahun)
3. Rumus Fried :   n    x   dosis dewasa
                            150
(n dalam bulan)
4. Rumus Cowling  n  x dosis dewasa
                          24
(n adalah satuan tahun yang digenapkan ke atas)
5. Rumus Bastedo  n x  dosis dewasa
                           30
(n adalah usia anak dalam tahun)
6. Rumus Gaubius:
Berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa
0-1 tahun  =1/12 x dosis dewasa
1-2 tahun  = 1/8 x dosis dewasa
2-3 tahun  = 1/6 x dosis dewasa
3-4 tahun  = 1/4 x dosis dewasa
4-7 tahun  = 1/3  x dosis dewasa
7-14 tahun = ½ x dosis dewasa
14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa
21-60 tahun = dosis dewasa
Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan
  1. Rumus Clark (amerika)
      Bobot badan anak (pon) x dosis dewasa
                             150
  1. Rumus Themich Fier (Jerman)
     Bobot badan anak (kg)   x dosis dewasa
 

                                   70
  1. Rumus black (Belanda)
     Bobot badan anak (kg) x dosis dewasa
                 
                                   62
Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh
  1. UI Jakarta
Luas permukaan tubuh anak  x dosis dewasa.
                
                1,75
  1. Rumus Catzel
Luas permukaan tubuh anak x dosis dewasa
 

Luas permukaan tubuh dewasa

Dosis maksimum gabungan (DM sinergis)
      -   Jika dalam satu resep terdapat dua atau lebih zat aktif (bahan obat) yang kerjanya pada reseptor atau tempat yang sama maka jumlah obat yang digunakan tidak boleh melampaui jumlah dosis obat-obat yang berefek sama tersebut.
      -   Baik sekali pakai ataupun dosis sehari.
Contoh obat yang memiliki efek yang sama
-   Atropin sulfat dengan ekstrak belladonae
-   Pulvis opii dengan pulvis overi
-   Kofein dan aminofilin
-   Arsen trioxida dan Natrii arsenas

farmasetika dasar serbuk


Farmasetika Dasar

Akademi Farmasi Bina Husada
Materi pertemuan ke 9 s/d 16
Serbuk
Menurut Farmakope III:
Campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.
Definisi secara umum:
Bahan obat atau racikan obat untuk keperluan dalam atau luar yang diserbukkan dalam keadaan bercampur atau tak tercampur dengan  atau tanpa bahan pembantu, terbagi atau tidak terbagi.
Serbuk obat terbagi atas
1. Serbuk kemas (Pulvis)
Diberikan utuh dalam satu wadah ke pasien (pemakai).
Obat-obatan yang dibuat pulvis adalah obat yang efek terapinya tidak keras . Misalnya obat pencahar, serbuk gigi, serbuk luka, bedak untuk kulit.
Bila tidak dikatakan lain penakarannya menggunakan sendok teh.
  1. Serbuk berdosis tunggal (pulveres)
  2. Serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
 Keuntungan sediaan obat serbuk
 -  Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih mudah larut daripada bentuk sediaan  oral lain, sehingga dengan segera dapat memberikan efek terapi.
-  Lebih mudah untuk ditelan dibanding sediaan padat lainnya.
-  Lebih stabil dibanding sediaan cair.
-  Lebih mudah dalam pengaturan dosis.
Kerugian bentuk sediaan serbuk
-  Sukar untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak.
-  Tidak dapat disimpan lama
-  Durasi efek dan waktu mulai berefek tidak dapat diatur.
Cara membuat serbuk
Serbuk dibuat dengan cara mencampur bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit, dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit , kemudian diayak.
Aturan dalam pembuatan serbuk
-  Bila tidak dinyatakan lain serbuk diayak dengan ayakan nomor 60.
-  Bila serbuk mengandung lemak maka harus diayak dengan pengayak nomor  44.
-  Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau jumlah tersebut tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok.
-  Obat serbuk kasar , terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu sampai derajat halus sesuai  yang tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk, setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50 ° C
- Obat berupa cairan misalnya tingtur dan ekstrak cair, diuapkan pelarutnya hingga hampir kering dan serbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok.
-  Obat bermasa lembek misalnya ekstrak kental, dilarutkan dengan pelarut yang sesuai secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok.
-  Jika serbuk obat mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok. 
Syarat-syarat sediaan serbuk
1. Kering
2. Halus
3. Bahan obat harus tercampur merata
4. Untuk serbuk terbagi/dosis tunggal (pulveres) harus memenuhi uji keseragaman bobot.
Derajat halus serbuk
-   Derajat halus serbuk biasanya dinyatakan dengan nomor ayakan. Bisa satu nomor atau dapat juga dengan dua nomor.
-   Bila satu nomor, berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut.
-  Jika dua nomor, itu berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% dari jumlah serbuk yang dapat   melalui pengayak  dengan nomor tertinggi.
Nomor pengayak menunjukkan jumlah lubang-lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat
Istilah umum untuk menyatakan derajat halus serbuk
n  Serbuk sangat kasar 5/8
n  Serbuk kasar 10/40
n  Serbuk agak kasar adalah serbuk 22/60
n  Serbuk agak halus 44/85
n  Serbuk halus 85
n  Serbuk sangat halus 120 atau ada juga yang menyatakan dengan derajat halus (200/300)
Cara menguji keseragaman bobot menurut FI edisi III
-  Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu
-  Campur isi ke-20 bungkus tadi dan timbang sekaligus.
-  Hitung bobot isi rata-rata.
-  Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus.
Cara mudah menguji keseragama bobot pada pembuatan skala apotek
-  Timbang seluruh obat yang sudah dicampur (maksimal untuk 20 bungkus).
-  Hitung bobot rata-rata.
-  Bagi sebanyak permintaan resep. Bungkus lalu timbang satu-persatu.
- Penyimpangan yang diperbolehkan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot rata-rata tidak lebih dari 15% untuk tiap 2 bungkus, dan 10% untuk 18 bungkus.

macam-macam virus yang menyebabkan kangker


MACAM-MACAM VIRUS YANG MENYEBABKAN KANKER
1.     HEPATITIS B dan C  :   menyebabkan kanker hati
2.     Human papilloma virus(HPV)  : menyebabkan kanker serviks
3.     Markel cell polyomavirus : menyebabkan kanker kulit
4.     Cytomegalovirus
 kemungkinan bisa menyebabkan tumor otak pada anak-anak
5.     Epstein Barr virus
 menyebabkan kenker darah dansistem getah bening
Virus Epstein – Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan
6.     XMRV      : kemungkinan bisa menyebabkan kanker prostat

anatomi & fisiologi


Pengertian Anatomi :
›Ana artinya bagian atau memisahkan
›Tomie artinya potong/iris
Sehingga anatomi adalah:
“Ilmu pengetahuan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruahan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan lainya”


Pengertian Fisiologi:
–Fisis artinya: cara kerja/alamiah
–Logos artinya: Ilmu pengetahuan
Sehingga Fisiologi artinya adalah :
“ Ilmu pengetahuan yang mempelajari fungsi atau cara kerja dari tiap – tiap jaringan tubuh atau bagian dari alat – alat tubuh dalam keadaan normal”


Istilah letak dalam posisi anatomi :
-Superior = bagian atas
-Inferior = bagian bawah
-Anterior = bagian depan
-Posterior = bagian belakang
-Medial = bagian tengah
-Lateral = Bagian samping
-Internal = Bagian dalam
- Eksternal = bagian luar
- Dekstrak = bagian kanan
- Sinistra = bagian kiri
- Sentral = bagian pusat
-Perifer = bagian tepi
-Superfisial = dangkal
-Profunda = dalam
-Asendens = bagian yang naik
-Desendens = bagian yang turun
-Kranial = bagiankpla
-Kaudal = bagian ekor
-Ventral = bagian depan/perut
-Dorsal = bagian belakang / punggung
-Parietal = selaput bagian dalam
-Viseral = selaput bagian luar
-Endo = dalam
-Ecto = luar
-Mayor = besar
-Minor = kecil


Garis – garis dalam posisi anatomi :
-Vertikal = garis tegak
-Garis vertikal = membagi bagian dekstra dan sinistra
-Horisontal = garis mendatar
-Garis horisontal = membagi bagian superior dan inferior


Arah gerakan dalam posisi anatomi :
-Fleksio = membengkokan / melipat sendi
-Ekstensio = meluruskan kembali sendi
-Abduksio = gerakan menjauhi badan/tbh
-Adduksio = gerakan mendekati badan
-Rotasio = gerakan memutar sendi
-Sirkumduksio = gerakan sirkular/gabungan fleksio, ekstensio, abduksio dan adduksio

ISTILAH ISTILAH LAIN DALAM ILMU ANATOMI FISIOLOGI
-Cavum = rongga
-Sinus = rongga dalam tulang
-Fossa = lekukan
-Tubera = tonjolan
-Tuberculum = tonjolan kecil
-Spina = taju duri
-Hyper = lebih/tinggi
-Hypo = kurang / rendah
-Crista = pinggir / tepi
-Tractus = saluran
-Ductus = jalan saluran
-Origo = asal
-Insersio = tempat melekat
-Fissura = celah
-Incisura = lekukan kecil
-Prosessus = tonjolan tulang yang lepas
-Condylus = tonjolan bulat besar dari tulang
-Muskulus = otot
-Nervus = saraf
-Palmar = ke arah palmaris/anggota g. atas
-Plantar = ke arah planta pedis/ang. G. bwh
-Ulnar = ke arah ulna
-Radial = ke arah radius
-Tibial = kearah tibia
-Fibular =n kearah fibula

ISTILAH ILMU YANG MEMPELAJARI BAGIAN TUBUH TERTENTU
-Osteologi = ilmu yang mempelajari tulang
-Artologi = ilmu yang mempelajari sendi
-Miologi = ilmu yang mempelajari otot
-Neurologi = ilmu yang mempelajari saraf
-Kariologi = ilmu yang mempelajari jantung
-Gastrologi = ilmu yang mempelajari sal. Cerna
-Oftalmologi = ilmu yang mempelajari mata
-Urologi = mempelajari sal. Kemih & s. reproduksi
-Dermatologi = ilmu yang mempelajari kulit