BAB
II
LANDASAN
TEORI
Menurut Farmakope
Indonesia edisi III halaman 32, larutan adalah sediaan cair yang
mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali
dinyatakan lain, sebagai
pelarut digunakan air suling.
Menurut FI IV,
solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut. Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau
terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair. Larutan dapat
digolongkan menjadi larutan langsung (direct) dan larutan tidak langsung
(indirect).
Larutan langsung adalah
larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa fisika, bukan peristiwa
kimia. Misalnya, NaCl dilarutkan ke dalam air atau KBr dilarutkan ke dalam air,
jika pelarutnya (air) diuapkan, maka NaCl atau KBr diperoleh kembali.
(http//www.larutan blogspot)
Larutan tidak langsung adalah larutan yang terjadi
semata-mata karena peristiwa kimia bukan peristiwa fisika. Misalnya jika Zn
ditambahkan H2SO4, maka akan terjadi reaksi kimia menjadi
larutan ZnSO4 yang tidak dapat kembali menjadi Zn dan H2SO4.
(http//www.larutan blogspot)
Suatu
larutan dapat pula digolongkan menjadi larutan mikromolekuler, miseler dan
makromolekuler tergantung ukuran molekul atau ion yang terlarut. (anonim.2011)
Menurut FI IV, bentuk
sediaan larutan dapat digolongkan menurut cara pemberiannya, yaitu larutan oral
dan larutan topikal, atau digolongkan berdasarkan sistem pelarut dan zat
terlarut.
· Penggolongan
sediaan larutan menurut cara pemberiannya:
1.
Larutan Oral adalah sediaan cair yang
dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa
bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran
kosolven-air.
a. Sirop
adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi
(sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa)
b.Eliksir
adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut). Untuk
mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan sebagai pelarut, dapat ditambahkan
kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol. (http//www. Larutan
blogspot)
2.
Larutan topical adalah larutan yang
biasanya mengandung air, tetapi seringkali mengandung pelarut lain seperti
etanol dan poliol untuk penggunaan pada kulit, atau dalam larutan lidokain oral
topical untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. (http//www.larutan
blogspot)
· Penggolongan
larutan berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut:
1.
Spirit adalah larutan yang mengandung
etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap, umumnya digunakan sebagai
bahan pengaroma.
2.
Tingtur adalah larutan yang mengandung etanol
atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.
3.
Air aromatik adalah larutan jernih dan
jenuh dalam air, dari minyak mudah menguap atau senyawa aromatik, atau bahan
mudah menguap lainnya. (http//www.larutan blogspot)
· Keuntungan
dan kerugian bentuk sediaan larutan
Keuntungan:
1.
Merupakan campuran homogen.
2.
Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.
3.
Dapat diberikan dalam larutan encer,
sedangkan tablet atau kapsul sulit diencerkan.
4.
Kerja awal obat lebih cepat karena obat
cepat diabsorbsi.
5.
Mudah diberi pemanis, pewangi, dan
pewarna, dan hal ini cocok untuk pemberian pada anak-anak.
6.
Untuk pemakaian luar, bentuk larutan
mudah digunakan.
Kerugian:
1.
Volume bentuk larutan lebih besar.
2.
Ada obat yang tidak stabil dalam
larutan.
3.
Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan
baunya dalam larutan.\
· Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan
Beberapa faktor yang
mempengaruhi kelarutan adalah sebagai berikut:
1.
Suhu dan tekanan
Kebanyakan
bahan kimia menyerap panas bila
dilarutkan (panas larutan negatif) yang menyebabkan bila suhu dinaikkan terjadi
peningkatan kelarutan bahan kimia. Tetapi sebagian kecil bahan kimia ada juga
berkurang kelarutannya karena kenaikan suhu (panas larutan positif) contohnya
kalsium hidroksida, kalsium hypophospat.
2.
Ukuran partikel.
Semakin
kecil ukuran partikel akan semakin luas permukaan yang kontak dengan pelarut
sehingga makin cepat proses melarut.
3.
Pengadukan.
Semakin
kuat pengadukan akan semakin banyak pelarut tak jenuh yang bersentuhan dengan
obat, sehingga makin cepat terbentuk larutan
4.
Polaritas.
Molekul
sejenis akan saling berikatan. Senyawa organik lebih mudah larut dalam pelarut
organik. Molekul bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar juga,
begitu juga sebaliknya.
5.
Konsolven
Komposisi
campuran pelarut menentukan kelarutan zat terlarut.
6.
Salting out
Kelarutan suatu garam dalam air dapat berkurang
karena penambahan suatu garam yang lebih baik sifat kelarutannya. Contohnya
larutan garam quininum dan papaverium dapat berkurang kelarutannya oleh
penambahan kalium, natrium atau ammonium halogenida
7.
Salting in
Peningkatan kelarutan bahan organik pada saat
penambahan garam.
8.
Berat molekul
Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya berat
molekul.
9.
PH pelarut
Asam lemah atau basah lemah bereaksi dengan baik dengan asam kuat maupun
basa kuat membentuk garam yang dapat larut dengan air. (http//www.larutan
blogspot)
·
Istilah kelarutan
Istilah
kelarutan
|
Jumlah
bagian pelarut yang di perlukan untuk melarutkan
|
Sangat
mudah larut
Mudah
larut
Larut
Agak
sukar larut
Sukar
larut
Sangat
sukar larut
|
<
1 bagian
1
– 10
10
– 30
30
– 100
100
– 1000
1000
– 10.000
> 10.000
|
(IMO
Hal.96)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar